Travelklik - Semarang, Berpose di atas lokomotif D-5106 yang sangat lawas memberi rasa tersendiri saat berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa Semarang, Jawa Tengah. Lokomotif yang dirakit pada tahun 1800-an ini kerap digunakan untuk mengangkut gerbong saat dalam keadaan darurat. Semisal, ada insiden rangkaian kereta yang mengalami kerusakan atau problem pada saat perjalanan.
Wah, sungguh amat menyenangkan, seolah tengah ber`gerilya` di masa silam, menapaki sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Sederet benda-benda transportasi masa lalu ini tersimpan rapi di museum yang terletak di Jalan Stasiun 1, Ambarawa, Jawa Tengah.
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik/Swiss Locomotive and Machine Works)
Namun, sangat disayangkan ada beberapa koleksi yang terlihat nampak kusam kondisinya, ada juga dibeberapa bagian badan lokomotif yang sudah keropos digerus cuaca dan dimakan usia sedikit tidak terawat. Tetapi, hal tersebut semakin menambah kesan masa lalu yang kental akan nilai sejarah.
Beberapa lokomotif tua yang sempat kami lihat, seperti Lokomotif D 5106 dan lokomotif B 2502, B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen. Lokomotif B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG masih dipakai untuk menarik kereta api wisata dan merupakan salah satu dari tiga kereta api uap bergerigi yang masih tersisa di dunia. Dua lainnya ada di Swiss dan India.
Lokomotif uap tua lainnya yang disimpan di sini adalah Lokomotif dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar yaitu CC 5029 buatan Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik/Swiss Locomotive and Machine Works. Loko uap Mak Itam E 1060 dan termasuk Museum Kereta Api Sawahlunto juga pernah disimpan di sini.
Wisatawan yang mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa juga bisa menikmati Lori Wisata dengan rute Stasiun Ambarawa – Tuntang. Wisatawan cukup membayar sekitar Rp10.000 untuk naik lori ini. Ada lagi Kereta Api Wisata Ambarawa – Tuntang memakai gerbong kayu model kuno berkapasitas 150 orang dengan tarif sekitar Rp50.000 yang dioperasikan saat libur akhir tahun dan libur sekolah.
Saat kami menikmati Kereta Wisata Ambarawa – Tuntang sejauh 12 km yang melintasi Rawa Pening, bukan main bahagia dan gembiranya hati kami. Terlebih, kami menyempatkan untuk berpose di jalur stasiun.
Museum Kereta Api Ambarawa juga menyediakan Ambarawa Railway Mountain Tour, dari Ambarawa ke Bedono memakai Lokomotif Uap B2503 jalur rel khusus gunung. Jarak 35 km ditempuh 1 jam dengan pemandangan lembah Ungaran dan Merbabu. Anda harus memesan sebulan sebelumnya saat musim padat antara Mei – Agustus, dengan membayar sekitar Rp3.000.000.
Apabila wisatawan ingin berkunjung ke lokasi ini ada beberapa jalur. Sementara jam buka museum adalah: Senin s/d Minggu 08:00 – 16:00. Harga tiket masuk : Rp10.000, anak Rp5.000. Lori Rp10.000 (Rp. 200.000 untuk 20 orang), hari libur Rp15.000. Kereta uap Rp50.000 hari libur saja; charter Rp5.250.000 (80 orang).
Mengunjungi obyek wisata yang kaya akan nilai historis tentu banyak pelajaran berharga yang bisa diambil bagi generasi saat ini dan yang akan datang.(Traveller: Rangga Darmawan Harahap).