breaking news New

Museum Wayang Beber Sekartaji Bantul, Gelorakan Pancasila Lewat Seni Wayang Beber

Museum Wayang Beber Sekartaji Bantul, Gelorakan Pancasila Lewat Seni Wayang Beber Sumber foto: Izan Raharjo/www.travelklik.com.

Travelklik - BantulDi sebuah desa di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat museum yang cukup mendunia. Museum yang menyimpan ratusan koleksi kuno dan langka ini telah banyak dikunjungi wisatawan dari luar negeri.

Museum tersebut adalah Museum Wayang Beber Sekartaji yang terletak di Gg. Pancasila, Kanutan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum yang berdiri tahun 2017 ini memiliki 350 benda koleksi yang terdiri dari Wayang Beber, lontar, naskah kuno, fosil, dan lain sebagainya.

Di Museum Wayang Beber Sekartaji ini memiliki koleksi Masterpiece yang menjadi suguhan istimewa yaitu lontar kuno kakawin Sutasoma dan Wayang Beber Pancasila. 

"Wayang Beber Pancasila ini adalah ruhnya dari Museum Wayang Beber Sekartaji," ujar pendiri Museum Wayang Beber Sekartaji, Indra Suroinggeno. 

Wayang Beber Pancasila melakonkan perjalanan hidup Sang Sutasoma (Pangeran Rembulan) yang menjadi pondasi utama dalam menyebarkan visi misi "Bhinneka Tunggal Ika". 

Wayang Beber Pancasila dibuat oleh Indra Suroinggeno yang juga pendiri museum pada tahun 2018 untuk menjawab tantangan jaman. Setiap manusia yang Hidup di Nusantara ini sudah pasti adalah Anugrah Tuhan. Alam Tanah Air yang sangat luar biasa kayanya, Ratusan Suku Bangsa, Beraneka Ragam Budaya yang kesemuanya di kagumi oleh Masyarakat Dunia. Wayang Beber Pancasila terinspirasi dari nilai nilai Luhur Kakawin Sutasoma yang keduanya merupakan Koleksi Masterpiece Museum Sekartaji. 

"Museum ini kami dirikan atas dasar kecintaan kami terhadap kebudayaan Nusantara, khususnya wayang. Dari sekian banyak jenis wayang di Nusantara, Wayang Beber begitu istimewa karena isi cerita Wayang Beber merupakan hasil karya asli kearifan lokal. Proses perjalanan panjang hasil karya agung leluhur dari relief candi berkembang ke dalam media daun rontal kemudian kulit kayu yang bisa disebut dluwang," imbuhnya.

Lontar Kuno Kakawin Sutasoma membuka kembali cakrawala hati setiap dari masyarakat Nusantara untuk lebih peduli dengan melestarikan keanekaragaman yang menjadi ciri khas Tanah Air Indonesia. Lontar istimewa ini diperoleh dari Lombok, yang mengisahkan tentang kisah Sutasoma. Dengan panjang Lontar 53 cm dan dalam keadaan cukup baik. Kakawin Sutasoma adalah Kakawin dalam Bahasa Jawa Kuno. Kakawin ini Termasyur, sebab setengah bait dalam kakawin ini menjadi Motto Nasional Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika. (139:5). Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari Kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan Pangeran Sutasoma sebagai tokoh Protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan tentang toleransi antar agama. Terutama antar agama Hindhu-Siwa dan Buddha. Kakawin ini digubah oleh Empu Tantular pada abad ke -14.

Sekartaji yang menjadi nama museum ini merupakan singkatan bahasa Jawa “Semedi Cakra Jawata Aji” yang melambangkan angka 1951 Tahun Jawa atau 2017 Tahun Masehi. Semedi Cakra Jawata Aji mempunyai makna yaitu “Meditasi Menuju Pusat Energi Dewa Dewa Agung”  (Kontributor: Izan Raharjo)