Travelklik - Kudus, Berkunjung ke Kota Kudus, Jawa Tengah, pilihan utama kami adalah mendatangi kawasan wisata religi komplek Masjid Menara Kudus yang berada di Desa Kauman Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Di sini, setidaknya ada tiga obyek yang bisa kami kunjungi, yaitu Masjid Menara Kudus, Menara Kudus dan Makam Sunan Kudus.
Sekitar pukul 12.00 WIB kami tiba di kawasan obyek wisata religi dan sejarah ini. Tak selang lama, azan Zuhur pun berkumandang. Namun, sebelum memasuki kawasan masjid, kami melintasi ruas jalan yang di kanan kirinya terdapat sederetan toko yang menjual souvenir dan jajanan khas Kudus.
Masjid Menara Kudus, merupakan peninggalan sejarah masa lalu yang kerap dikunjungi wisatawan. Ini terbukti, saat kami datang banyak wisatawan baik anak-anak dan dewasa yang datang berkunjung ke obyek wisata andalan Kota Kudus ini.
Ya, selain melihat dari dekat masjid yang dibangun pada tahun 956 H atau 1549 M, wisatawan yang datang juga melakukan atau menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Sunan Kudus. Sunan Kudus adalah salah satu dari Walisongo yang sudah terkenal di Pulau Jawa. Nama Sunan Kudus sendiri diambil dari nama daerah tempat dimana beliau menyebarkan Agama Islam, yakni Kudus, yang saat ini menjadi nama sebuah Kabupaten di jawa Tengah.
Cuaca saat kami tiba di Komplek Wisata Masjid Menara Kudus memang cukup terik. Matahari begitu panas menyengat kulit. So, kami pun beristirahat sejenak di pelataran masjid sebelum melaksanakan salat Zuhur. Masjid Menara Kudus, merupakan masjid bersejarah yang dibangun atas prakarsa Sunan Kudus. Masyarakat Kudus memang kerap menyebut masjid ini dengan sebutan Masjid Menara Kudus. Sementara, nama lain dari masjid ini adalah Masjid Al Aqsha serta Masjid Manar.
Masjid Menara Kudus dibangun pada tahun 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari inskripsi (prasasti) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahasa Arab. Masjid Menara Kudus juga dihiasi ornamen yang kental dengan nuansa artikulasi budaya Hindu, Budha, Jawa, dan Tiongkok.
Di dalam kompleks masjid terdapat pancuran untuk wudlu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadopsi keyakinan Buddha, yakni 'Delapan Jalan Kebenaran' atau Asta Sanghika Marga.
Gemericik air pancuran terdengar begitu jelas dari tempat wudlu. Kami pun segera mengambil air wudlu dan melaksanakan salat Zuhur bersama warga lain di dalam Masjid Menara Kudus.
Dibalik keindahannya, Masjid Menara Kudus ternyata menyimpan misteri yang cukup menarik. Menurut penuturan warga setempat, ada semacam mitos yang berkembang di sini, yaitu apabila ada pejabat yang tidak jujur yang melewati lorong gapura Masjid Menara Kudus, maka pejabat tersebut dapat kehilangan jabatannya, apalagi pejabat tersebut masih mengenakan pakaian dinas. Cerita ini berawal dari kesaktian Sunan Kudus dan ketidaksukaannya pada pejabat kerajaan yang tidak jujur, sehingga waktu itu pejabat yang tidak jujur dapat disingkirkan dan rakyat dapat hidup dengan makmur.
Nuansa Jawa-Hindu di Menara Masjid
Berbeda dengan menara masjid lain, menara Masjid Menara Kudus lebih menyerupai candi Jawa-Hindu yang terbuat dari bata merah yang dipasang tanpa perekat semen. Menara setinggi 18 meter itu dihiasi 32 piring keramik bergambar yang semuanya berjumlah 32 buah.
Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta, dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang.
Memang, ada semacam kesalahpahaman dengan Menara Kudus. Masyarakat ada yang beranggapan bahwa menara Kudus dibangun bersamaan dengan Masjid Menara Kudus. Padahal tidak. Menara Kudus sudah ada dari zaman Hindu-Buddha, dan umurnya jauh lebih tua dari Masjid Menara Kudus.
Bagi wisatawan, menara masjid ternyata menjadi spot menarik untuk berfoto atau berselfie. Terlihat, wisatawan baik sendiri maupun bergerombol mengambil gambar dengan latar menara masjid bernuansa Hindu-Jawa ini.
Ziarah ke Makam Sunan Kudus
Berziarah ke Makam Sunan Kudus tak bisa dipungkiri menjadi tujuan utama wisatawan yang datang. Mereka mendatangi makam Sunan Kudus yang letaknya berada persis di belakang bangunan utama limasan tumpang Masjid Menara Kudus.
Untuk sampai ke Makam Sunan Kudus memang ada akses tersendiri, namun bisa juga lewat gapura butulan dari samping kiri masjid. Di bagian terdepan, dekat jalan, pengunjung melewati gapura beratap genting dan beberapa puluh langkah kemudian ada gapura paduraksa besar sebelum belok kanan.
Saat tiba di depan makam Sunan Kudus, sudah banyak para peziarah yang duduk di depan makam. Mereka berdoa, berzikir dan membaca ayat suci dalam tahlil untuk dikirimkan kepada Kanjeng Sunan Kudus.
Selain makam Sunan Kudus, di area yang sama, juga terdapat makam murid-murid beliau serta para pangeran serta kerabat beliau lainnya, seperti Pangeran Pontjowati, Panglima Tertinggi Angkatan Perang.
Perjalanan wisata belum usai, setelah dari obyek wisata Komplek Masjid Menara Kudus, kami pun melanjutkan perjalana wisata religi menuju Makam Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak. Tapi, sebelum berangkat, kami sempatkan untuk belanja sedikit oleh-oleh untuk kami bawa pulang. (Traveller: Sigit Kurniawan)