Travelklik - Kebumen, Selain menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, keberadaan masjid terlebih yang memiliki nilai historis tentu bisa menjadi daya tarik tersendiri. Dan seiring dengan perkembangan dunia pariwisata tanah air khususnya, masjid kini bisa menjadi pilihan wisata, khususnya wisata religi.
Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah, menjadikan masjid untuk lokasi tujuan wisata. Terlebih keberadaan masjid bersejarah. Selain untuk merasakan beribadah, sambil melepas lelah di perjalanan, wisatawan tentu juga ingin mengetahui sederet cerita dari masjid tersebut.
Banyak masjid bersejarah di Indonesia, salah satunya adalah Masjid Agung 'Kauman' Kebumen, Jawa Tengah. Masjid yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 4.397 meter persegi ini terletak di sebelah barat Alun-alun Kebumen.
Masjid tertua dan terbesar di Kebumen ini dibangun pada tahun 1838 M/1254 H oleh KH Imanadi, putra Kiai Nurmadin bin Pangeran Abdurahman (Kiai Marbut Roworejo). Meskipun telah mengalami rehabilitasi dan penambahan fasilitas serta sarana fisik lain, namun arsitekturnya tidak berubah, khas budaya Jawa-bentuk Joglo. 2
Menurut kisah KH Imanadi (1775-1850 M) adalah ahli fikih dan hukum ketatanegaraan yang ikut gigih membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda. KH Imanadi sempat ditahan oleh pemerintah kolonial. Meski pendiri dan imam masjid namun setelah wafat KH Imanadi dimakamkan di Dusun Pesucen, Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen.
Jika wisatawan datang ke Masjid Agung Kebumen, wisatawan akan menjumpai keunikan di masjid ini, yakni adanya dua bedug. Satu yang besar berwarna hijau dan satu lagi yang kecil berwarna biru muda. Bedug yang besar bernama Bedug Ijo Manung Sari, dibuat pada 15 Sya’ban 1422 H dan hanya dibunyikan untuk shalat jumat dan hari besar saja. Panjangnya 2,6 m, keliling 5 m, garis tengah 1,6 m, garis tengah bagian tengah 1,8 m, dan jumlah paku yang digunakan ada 108 buah. Kedua bedug tersebut diletakkan di dalam ruang serambi depan masjid.
Di halaman masjid wisatawan dapat melihat menara tower yang berdiri kokoh menjulang. Pada puncak terdapat tulisan Arab berbunyi “Allah”.
Soko guru Masjid Agung 'Kauman' Kebumen dibuat dari empat pohon jati yang didatangkan dari Ambal. Versi cerita lain, kayu untuk soko guru diambil dari hutan di Buayan dan Petanahan. Cerita yang masih hidup hingga saat ini, pemasangan soko guru dalam waktu semalam dengan bantuan jin Islam bernama Jin Taliwangsa atau Syekh Abdurrahman berasal dari Timur Tengah. Hingga saat ini, telah terjadi pergantian 10 kali imam masjid, yang semua masih keturunan KH Imanadi. (Traveller : Sigit Kurniawan).