Travelklik - Tabanan, Bali, Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, terus berinovasi dengan menerapkan sistem pembayaran non-tunai melalui kemitraan dengan Perusahaan jasa teknologi informasi sekaligus sistem integrator.
Penandatanganan Kerjasama antara Desa Wisata Jatiluwih dan PT. Mitra Kasih Perkasa (MKP sebagai the most reliable traffic intelligence company) dilakukan pada Kamis oleh Nicholas Anggada, CEO & Co-Founder PT. MKP, dan Ketut Purna Jhon, Ketua DTW Jatiluwih.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat langkah digitalisasi dan mendukung visi pariwisata berkelanjutan.
Sistem One Man One Ticket berbasis digital memudahkan wisatawan dalam bertransaksi, baik domestik maupun internasional.
Dengan menggunakan non tunai transaksi lebih aman dan nyaman buat wisatawan dan juga bagi pengelola desa wisata Jatiluwih.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Jatiluwih terus meningkat dimulai sejak kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan beberapa pimpinan negara mengunjungi Jatiluwih dalam rangka World Water Forum 2024.
Dengan berbagai promosi yang agresif di sosial media dan berbagai program Festival di desa Jatiluwih jumlah wisatawan meningkat tajam, dari 800 orang wisatawan per hari menjadi lebih dari 2.000 orang wisatawan, dengan 80% didominasi wisatawan asing.
Ketut Purna Jhon, Ketua DTW Jatiluwih menyatakan bahwa digitalisasi ini merupakan bagian dari visi besar Jatiluwih untuk menjadi pelopor digitalisasi destinasi wisata di Bali.
“Desa ini (DTW Jatiluwih) tidak hanya mengimplementasikan sistem pembayaran digital untuk tiket, tetapi juga berencana memperluas teknologi ke sektor lainnya,” kata Ketut Purna Jhon, Ketua DTW Jatiluwih, Jumat (6/9).
Pengelola desa terus mendorong seluruh UMKM, warung makan, dan homestay untuk menerima pembayaran non-tunai, guna memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Usaha ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Jatiluwih sebagai destinasi yang tidak hanya menonjolkan keindahan alam, tetapi juga layanan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Langkah ini menunjukkan komitmen Jatiluwih untuk memadukan kemajuan teknologi dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
Desa ini berharap menjadi model bagi destinasi wisata lain dalam menerapkan digitalisasi serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui teknologi.
Dengan kemitraan ini, Jatiluwih semakin siap menghadapi tantangan pariwisata di masa depan, memperkuat daya tariknya sebagai destinasi yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan wisatawan global atau internasional. (Kontributor: Eko Sulestyono)